Komentar
"Galangan kapal itu pondasi penting dalam menunjang program Poros Maritim maupun Tol Laut yang menjadi program andalan Pemerintah. Kami berharap, kementerian lainnya juga memberdayakan industri galangan," ujar Eddy dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/3/2015).
Meski mengakui dibanding kapal China, Jepang dan Korea, kapal buatan domestik dari sisi harga dan produk masih belum bisa setara, tetapi ia menyakini kualitas kapalnya tidak akan kalah bersaing. Kata Eddy saat ini yang dibutuhkannya sebagai pengusaha galangan kapal adalah keterlibatan pemerintah.
Direktur Utama PT Logindo Samudera Markmur itu lantas mencontohkan perihal intensif fiskal yang diajukannya pada kementerian keuangan. Menurutnya meski sudah dimohonkan beberapa waktu lalu tetapi hingga kini masih belum juga diputuskan.
“Padahal program Tol Laut dan Poros Maritim sudah akan dijalankan. Kondisi ini sangat kami sesalkan," ujar imbuhnya.
Asal tahu saja, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 3,79 triliun pada 2015 untuk membangun 94 unit kapal.
Belanja kapal tersebut dilakukan untuk menunjang kegiatan angkutan penumpang dan barang dalam rangka program Tol Laut dan Poros Maritim. Adapun jenisnya adalah sebagai berikut 2 unit kapal perintis 750 DWT, kapal khusus ternak, kapal perintis 500 GT dan pembayaran 1 unit kapal 200 GT masing-masing 1 unit.
Juga ada penambahan 10 kapal perintis berkekuatan 200 - 750 GT, 9 unit kapal multipurpose 350 TEUs, 50 kapal penumpang 1.200 - 2.000 GT dan 20 kapal rede.(kontan/tribunnes.com/pulo lasman simanjuntak)
