Komentar
(sumber; Suara Publik)
Sebuah kapal tug boat bernama Biwin 3 sampai saat ini masih belum diketahui nasibnya. Kapal tersebut berangkat dari pelabuhan Ketapang, Kalimantan Barat dengan tujuan ke pulau Batam pada tanggal 1 Desember 2021 pukul 08.58 WIB.
Selepas meninggalkan pelabuhan Ketapang kapal tersebut tidak bisa dihubungi, alhasil pada tanggal 11 Desember pemilik kapal melaporkan kapalnya yang hilang kontak kepada Basarnas dan instansi lainnya untuk meminta pertolongan. Di hari itu juga Basarnas memberikan informasi kepada pemilik kapal bahwa mereka menerima posisi kapal di kordinat 01.27.140 S - 107.38.455 T terakhir pada tanggal 3 Desember 2021.
Sayangnya setelah posisi terakhir tersebut kapal masih tidak diketahui keberadaannya. Bahkan sampai tanggal 30 Desember 2021 masih saja kapal yang diawaki 6 orang tersebut belum diketahui nasibnya. Kapal tersebut di nakhodai oleh Capt Firman Harja (36) asal Garut.
Dari data yang ada, TB Biwin adalah kapal bermesin 350 hp x 2 dengan tahun pembuatan 1973. Kapal tersebut juga memiliki EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Beacon) yang akan berfungsi apabila kapal tenggelam, dan memancarkan sinyal ke satelit untuk selanjutnya satelit akan menyampaikan data kepada Basarnas. Data yang umum akan muncul apabila kapal tenggelam adalah info posisi terakhir, dan nomor MMSI sebagai identitas kapal.
Sebenarnya kapal-kapal yang berlayar di perairan Indonesia dilengkapi peralatan yang lebih dari cukup, bahkan cenderung lebih lengkap daripada ketentuan internasional seperti kewajiban memasang AIS (Automatic Identification System) dan EPIRB. Peralatan tersebut memungkinkan untuk dilakukan identifikasi apabila kapal hilang kontak karena beberapa hal.
Semoga kapal tersebut bisa ditemukan dan seluruh awak kapal ada dalam keadaan selamat. Diharapkan kepada semua pihak yang mengetahui keberadaan tug boat Biwin 3 agar bisa melaporkan kepada pemiliknya yaitu PT. Sumber Maritim Servis (Nur Rahmad 081252007063) atau ke Basarnas dan Syahbandar terdekat.
